Kata baku adalah kata yang digunakan oleh pemakai bahasa sesuai dengan kaidah tata bahasa yang ditentukan.
Kata tidak baku adalah kata yang digunakan oleh pemakai bahasa tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa yang ditentukan.
Ciri-ciri bahasa santai:
1. Gaya santai
2. Memakai istilah / interjeksi yang khas [deh, dong, sih, nih ye, trendi]
3. Kecenderungan menghilangkan [men-] pada kata kerjanya [nonton, nabrak, ngambil, ngeliatin, nasihatin]
4. Memakai kata-kata daerah [tumben, nongkrong]
Sifat-sifat bahasa baku:
1. Kemantapan dinamis:
Mantap: sesuai dengan kaidah bahasa
[Pen-] : rajin [perajin] bukan pengrajin
Dinamis: tidak statis, tidak kaku
2. Cendekia: [dipakai dalam situasi resmi] pewujud bahasa baku adalah orang-orang pelajar
3. Seragam:
Pembakuan bahasa adalah pencarian titik keseragaman dalam penggunaan bahasa
Daftar kata-kata baku dan tak baku:
*note: [kata tak baku] = kata baku
1. [lantas] = kemudian
2. [dibikin] = dibuat
3. [dikasih tau] = diberitahukan
4. [fikiran] = pikiran
5. [capek] = lelah
6. [barusan] = baru saja
7. [ngapain] = mengapa
8. [atlit] = atlet
9. [sistim] = sistem
10. [praktek] = praktik
11. [apotik] = apotek
12. [nasehat] = nasihat
13. [resiko] = risiko
14. [olah raga] = olahraga
15. [gue / aku] = saya
16. [nopember] = november
17. [rejeki] = rezeki
18. [propinsi] = provinsi
19. [perangko] = prangko
20. [triplek] = tripleks
21. [antar kota] = antarkota
22. [ekstra kurikuler] = ekstrakurikuler
22. [analisa] =analisis
23. [nafas] = napas
24. [aktifitas] = aktivitas
25. [atmosfer] = atmosfir
26. [kwitansi] = kuitansi
27. [sukur] = syukur
28. [ijasah] = ijazah
29. [azaz] = asas
30. [merubah] = mengubah, dll.
Perbedaan kata baku dan tak baku:
ciri kebahasaan:
1. Tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah: [saya, mengapa, bertemu] bukan [gue, kenapa, ketemu]
2. Tidak dipengaruhi oleh bahasa asing: [kantor tempat, itu benar, kesempatan lain, pertama kali] bukan [kantor di mana, itu adalah benar, lain kesempatan, kali pertama]
3. Bukan bahasa pasar: [dengan, memberi, tidak] bukan [sama, kasih, enggak]
4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit: [bekerja, menyerang, suka akan] bukan [kerja, serang, suka dengan]
5. Sesuai kontek kalimat: [disebabkan oleh, lebih besar daripada] bukan [disebabkan karena, lebih besar dari]
6. Tidak rancau: [berkali-kali, mengesampingkan] bukan [berulang-ulang, mengenyampingkan]
7. Tidak mengandung pleonasme: [para tamu, hadirin] bukan [para tamu-tamu, para hadirin]
8. Tidak mengandung hiperkorek: [insaf, sah] bukan [insyaf, syah]
Sumber: dari berbagai sumber
Salam Pencinta Bahasa dan Sastra Indonesia,
Radindra Rahman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar